Belajar Kepemimpinan pada Nabiyullah Ibrahim AS

2219
Jamaah Shalat Idul Adha di lapangan Sparta Tikala Manado, Sulawesi Utara, Rabu (22/8/2018).

Harapannya ini beliau utarakan dalam sebuah doa yang sangat indah kepada Allah ‘Azza wa Jalla yang terekam di dalam Al-Quran surat Ash-Shaffat ayat 100. Melalui doa ini, Nabi Ibrahim memahami pentingnya memiliki generasi penerus yang saleh.

Sebagai seorang pemimpin, tegas Usamah, Nabi Ibrahim tak ingin generasi penerusnya merupakan generasi pecundang yang miskin iman dan hanya bisa berbuat kerusakan bagi sesamanya dan lingkungannya.

“Mari kita berkaca pada kisah ini. Sudahkah kita sebagai pemimpin di masing-masing keluarga sudah memperhatikan hal ini? Lebih luas dari itu, sudahkah para pemimpin kita turut memperhatikan munculnya generasi muda yang saleh? Kita tentu harus bertanya pada diri sendiri, sambil melakukan introspeksi dan terus berdoa seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim,” katanya.

Kedua, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam konsisten dalam keimanannya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Usamah mengatakan, dari sisi ini setiap orang beriman bisa belajar tentang keharusan mempertahankan dan memperkokoh idealisme sebagai seorang mukmin. Idealisme yang senantiasa diperjuangan untuk berada pada jalan hidup yang benar, apapun keadaannya dan bagaimanapun situasi dan kondisinya.

Nabi Ibrahim tampil sebagai sosok yang kuat mempertahankan dan memperjuangkan ideologi Tauhid dengan hujjah, argumentasi atau alasan yang kuat. Terkait ini, Usamah kemudian menukil kisah dihancurkannya berhala-berhala oleh Nabi Ibrahim yang diinformasikan Al-Quran dalam surah Al-Anbiya ayat 58-60.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here