Bekam, Mencegah dan Mengobati Covid-19

1068
Ilustrasi: Bekam. (Foto: liputan6)

Muslim Obsession – Bekam sudah sejak lama dikenal sebagai sebuah metode pengobatan. Bahkan bekam adalah salah satu metode pengobatan yang disarankan Nabi Muhammad ﷺ, sehingga Bekam menjadi salah satu konsep Thibbun Nabawi.

Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ أَمْثَلَ مَا تَدَاوَيْتُمْ بِهِ الْحِجَامَةُ وَالْفَصْدُ

“Sesungguhnya metode pengobatan yang paling ideal bagi kalian adalah hijaamah (bekam) dan al-fashdu (venesection),” (HR. Bukhari dan Muslim).

Saat ini, Bekam kembali dilirik sebagai salah satu alternatif bagi pencegahan dan pengobatan Covid-19. Bekam dinilai mampu meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh yang diperlukan seseorang untuk ‘memagari’ dirinya dari serangan virus Corona.

Menurut Zaidul Akbar, dokter kesehatan Islami, sudah banyak penelitian di dunia yang membahas tentang bekam bagi kesehatan. Pria yang terkenal dengan kajian yang membahas seputar nutrisi dan keislaman ini bahkan memiliki beberapa temannya yang meneliti secara langsung metode bekam.

BACA JUGA: Herbalis Malaysia: Bekam Pengobatan Alternatif Sepanjang Zaman

Menurutnya, ada satu garis besar yang bisa diambil dari berbagai penelitian yang ada. Bekam bermanfaat untuk meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh. Cara ini untuk ‘memagari’ tubuh agar seseorang tak mudah terserang penyakit. Bekam juga terbukti dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

“Ada penelitian-penelitian banyak sekali saat ini beredar dan teman-teman, sahabat-sahabat saya pun ternyata meneliti. Ternyata bekam mampu meningkatkan respon imunitas spesifik dan nonspespesifik pada tubuh kita,” kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ini di channel YouTube miliknya.

Tapi, ia mengatakan ada waktu tertentu yang dianjurkan untuk berbekam. Jika dilakukan rutin, bekam memiliki manfaat besar yang bisa dirasakan tubuh.

“Jadi, dengan berbekam rutin setiap bulan sesuai petunjuk Nabi Muhammad ﷺ, yaitu pada tanggal 17, 19, atau 21 setiap bulan Islam, maka itu memberi efek sangat luar biasa kepada tubuh kita,” ungkap Zaidul.

BACA JUGA: Gak Akan Nyangka! Ini 10 Selebriti Dunia yang Melakukan Terapi Bekam

Menurut Zaidul, meningkatkan imunitas dapat menangkal virus-virus tertentu yang masuk ke dalam tubuh. Kalaupun virus itu masuk, jika kekebalan tubuh seseorang baik, maka virus tak akan berefek negatif terhadap tubuh.

“Kekebalan tubuh kita untuk virus-virus tertentu itu dikeluarkan (menjadi maksimal) dengan cara berbekam,” ujarnya.

Berbekam pun jadi salah satu yang disarankan di tengah kondisi saat ini. Sebab, dunia kini dilanda pandemi virus corona atau COVID-19. Bekam bisa jadi pelengkap di antara berbagai pencegahan yang bisa dilakukan agar terhindar dari virus tersebut, termasuk virus lainnya.

“Mudah-mudahan hijamah atau bekam ini menjadi solusi di saat sekarang ini dimana kita tahu bahwa virus corona melanda di berbagai tempat. Orang sibuk membeli hand sanitizer (dan pencegahan) lain, enggak apa-apa, itu bagian dari ikhtiar,” jelasnya.

Redakan Gejala Covid-19

Mengutip PWMU, terapi bekam juga bisa meredakan gejala Covid-19. Sebagai anti-inflamasi, terapi bekam basah penderita Covid-19 dilakukan di punggung dan dada.

Dr Wahyudi Widada SKp dari Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah (UM) Jember dalam International Online Nursing Conference (IONC) 2020 pada Sabtu (22/8/20) menjelaskan, terapi bekam bisa dilakukan untuk penderita cytokine strom (badai sitokin) akibat terpapar Covid-19.

“Bekam bisa menjadi pengobatan alternatif, yang digunakan untuk meredakan gejala Covid-19,” papar ‘doktor bekam’ yang telah 10 tahun terakhir berkecimpung di dunia bekam tersebut.

Sebelumnya, Penanggungjawab Logistik dan Perbekalan Farmasi RSUP Dr Kariadi Semarang Mahirsyah Wellyan TWH SSi Apt Msc menjelaskan, badai sitokin atau cytokine strom merupakan reaksi berlebih sistem kekebalan tubuh. Yakni ketika SARS-CoV-2 memasuki tubuh, sel-sel darah putih akan merespon dengan memproduksi sitokin.

BACA JUGA: Parmusi Bekali Masyarakat di Sumut Keahlian Pengobatan Nabi

Menurut Wahyudi, sitokin akan berhenti berfungsi ketika respon kekebalan tubuh di daerah infeksi. Namun, pada kondisi badai sitokin, sitokin akan terus mengirimkan sinyal sehingga sel kekebalan tubuh berada di luar kendali.

“Paru-paru bisa mengalami peradangan parah karena kekebalan tubuh berusaha melawan virus. Kondisi tersebut bisa menyebabkan hiposemia, yaitu kondisi saat kadar oksigen dalam darah di bawah ambang batas normal. Pasien Covid-19 akan mengalami sesak nafas dan detak jantung menjadi cepat karena kadar oksigen dalam darah terlalu rendah,” ungkap Wahyudi.

Ia menyatakan, terapi bekam basah untuk penderita Covid-19 yang dilakukan di punggung dan dada, berfungsi sebagai anti-inflamasi. Sel-sel darah putih dan zat yang dihasilkan dalam mekanisme ini akan melakukan perlawanan. Yaitu dalam rangka membentuk perlindungan untuk mencegah virus yang sedang menyerang.

BACA JUGA: 9 Cara Alami dan Islami Atasi Diabetes

“Keunikan bekam ialah saat dilakukan pada orang yang terpapar Covid-19, ketika terjadi hiper-inflamasi tubuh akan mengalami anti-inflamasi. Namun ketika dilakukan pada orang yang sehat, akan meningkatkan sistem imunitas,” jelasnya.

Beberapa kali percobaan, lanjut dia, sudah dilakukan pada orang yang mempunyai gejala dengan ciri-ciri Covid-19, yaitu demam dan lidahnya bebal. “Setelah dilakukan terapi bekam basah, gejala yang dirasakan berangsur membaik,” ujarnya.

Wahyudi berharap, adanya paparan dalam konferensi ini, terapi bekam bisa lebih dikenal di luar Indonesia dan tak lagi dipandang sebelah mata.

“Apalagi bekam ini merupakan sunnah rasul yang diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ,” terang dosen Fikes UM Jember tersebut. (Fath)

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here