Beberapa Fakta Penting Sekitar Masyumi dan PRRI

1700
m-natsir-karya-mufty-fairuz
Lukisan M. Natsir (karya Mufty Fairuz)

Cerita Mohammad Natsir

PERTANYAANNYA, mengapa Natsir dan kawan-kawan ikut PRRI?

Pada satu kesempatan, Natsir menuturkan bahwa pada saat itu Indonesia menghadapi dua hal yang mengkhawatirkan.

Pertama, komunis masuk istana; kedua, pecahnya Indonesia.

Natsir melihat komandan militer di daerah-daerah masing-masing jalan sendiri. Malah ada yang pergi ke CIA, Amerika; mengadakan hubungan, mendapat senjata, malah dapat kapal terbang.

“Nanti kalau Aceh juga mencari ke tempat lain, bagaimana. Jadi, ada bermacam-macam risiko. Indonesia akan terpecah belah,” kata Natsir.

Maka empat tokoh Masyumi yaitu Natsir, Sjafruddin, Burhanuddin, dan Faqih Usman, kemudian bertemu secara diam-diam. Mengapa diam-diam? Sebab jika dikemukakan kepada publik, akan banyak orang tahu.

Supaya Indonesia tidak terpecah belah, diputuskan untuk menemui para pemimpin militer.

“Tetapi, hal itu tergantung para komandan militer itu. Maukah mereka kami campuri secara politis?”

Keempat tokoh itu berpendapat, daripada melihat Indonesia hancur lebur, biarlah dicoba pendekatan lain.

“Saya, Pak Sjaf, dan Pak Bur sepakat, biarlah kita korbankan pribadi-pribadi kita. Masyumi jangan terbawa. Prawoto tidak kami beritahu.”

Risiko itu diambil Natsir, Sjafruddin, dan Burhanuddin justru untuk keutuhan Indonesia, dan untuk menjaga agar Indonesia jangan masuk komunis.

Setelah mendapat persetujuan dari para komandan militer, Natsir dan kawan-kawan, datang. “Kami datang untuk mencari jalan penyelesaian. Bukan untuk memberontak,” gagas Natsir seraya menambahkan, bahwa misinya mempersatukan para perwira militer itu berhasil.

Untuk persatuan nasional, rapat para perwira militer dengan politisi sipil itu menyepakati usul Bung Karno tetap sebagai Presiden. Bung Hatta menjadi Perdana Menteri, dan Sultan HB IX sebagai Wakil Perdana Menteri.

Agar Indonesia tidak terpecah belah, diusulkan supaya ada otonomi daerah.

Jawaban Pemerintah atas tuntutan itu ialah bom. Dibomnya Painan. Sesudah Painan dibom, perasaan bertambah luka. Susah menyembuhkan luka itu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here