Beberapa Fakta Penting Sekitar Masyumi dan PRRI

1700

Membubarkan Diri dan Menggugat

UJUNG cerita PRRI sudah diketahui bersama. Meskipun dicegah oleh Bung Hatta dan Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Bahder Djohan, Jenderal Nasution tetap melakukan serangan militer ke basis PRRI di Sumatera Barat.

Prof. Bahder diminta Nasution untuk tutup mulut. Dia berjanji akan menyelesaikan PRRI dalam hitungan pekan. Fakta membuktikan, PRRI diselesaikan Nasution bukan dalam hitungan pekan, melainkan dalam hitungan tahun.

Dampak pergolakan daerah menimpa Masyumi. Karena keterlibatan tiga tokohnya: M. Natsir, Sjafruddin Prawira, dan Burhanuddin Harahap, Masyumi secara kelembagaan dituduh terlibat dalam pergolakan daerah

Dan karena Masyumi menolak untuk mengutuk Natsir, Sjafruddin, dan Burhanuddin, maka Masyumi diperintahkan untuk membubarkan diri atau dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang.

Masyumi memilih alternatif pertama: membubarkan diri. Seraya menyatakan membubarkan diri, Masyumi menggugat Pemerintah. Pada tingkat pertama, pengadilan negeri menyatakan tidak berwenang mengadili perkara Masyumi melawan Pemerintah. Masyumi naik banding. Sampai rezim Sukarno jatuh, proses banding Masyumi tidak pernah terdengar kabar beritanya.

Tidak keliru jika dikatakan pembubaran Masyumi belum berkekuatan hukum tetap.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here