Banyak Keistimewaan Iringi Wafatnya Mbah Moen. Berikut 6 di Antaranya

1860

6. Dimakamkan di Ma’la

Keistimewaan lainnya adalah jenazah Mbah Moen dimakamkan di komplek Pemakaman Ma’la. Keinginan dimakamkan di Makkah tepatnya di pemakaman Jannatul Ma’la (Ma’la), menurut Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan dalam Negeri Abdul Ghaffar Rozin, juga merupakan kehendak almarhum Mbah Moen semasa hidup.

“Almarhum pernah menyampaikan kalau wafat di Makkah ingin dimakamkan di Ma’la. Sekarang baru diikhtiarkan untuk dimakamkan di sana,” ujar Rozin.

Di Ma’la juga dimakamkan Siti Khodijah (Istri Nabi Muhammad SAW), Abu Tholib (paman Nabi), Abdul Mutholib (kakek Nabi). Juga dimakamkan ulama nusantara yang masyhur, Syekh Nawawi Al-Bantani.

Pemakaman Mbah Moen Dipimpin Sayyid Ashim bin Abbas bin Alawi Al-Maliki, ulama terkemuka Makkah, dan Imam Masjidil Haram, Sayyid Ashim bin Abbas bin Alawi al-Maliki, memimpin talqin dan doa dalam prosesi pemakaman K.H Maimoen Zubair (Mbah Moen), di Jannatul Ma’la, Makkah Al-Mukarramah.

“Yang memimpin doa adalah putera dari Sayyid Abbas bin Alawi al-Maliki, yang mendapat gelar Bulbul Makkah, dan keponakan Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, yang punya banyak murid dari Indonesia,” ujar Kepala Kantor Daker Makkah, Subhan Cholid, yang bertanggungjawab terhadap para WNI di Makkah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here