Muslim Obsession – Hari Kasih Sayang atau Valentine Day tidak ada dalam Islam. Senada dengan pendapat Buya Yahya bahwa Valentine day adalah perayaan kejadian yang asal-usulnya sangat bertentangan dengan aqidah Islam.
Asal usul valentine banyak perbedaan hingga sebagian kaum nasrani Itali menolak perayaan hari valentine. Lebih dari itu Valentine Day itu sudah menjadi tradisi dan budaya yang dibesarkan oleh sekelompok orang dengan acara yang diwarnai dengan hal yang bertentangan dengan syariat Islam, mulai dari hura-hura, mabuk-mabukan dan bercampurnya laki-laki dan perempuan.
Dan itu semua bukan budaya dan syiarnya orang yang beriman. Budaya semacam ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh sebab itu maka merayakan Valentine Day berada di luar rambu-rambu ajaran Islam.
“Jadi jika ada orang Islam yang mengikuti budaya itu berarti hukumnya adalah HARAM dengan dua keharaman. Pertama, mengagungkan tokoh kafir Santo Valentino. Kedua, membesarkan syiarnya orang fasiq dan orang yang tidak beriman,” jelas Buya Yahya.
Hari Valentine identik dengan hadiah, salah satunya ialah cokelat. Lalu bagaimana dan apa yang harus kita lakukan jika kita mendapat cokelat?
“Adapun sesuatu apapun yang dihadiahkan di acara semacam itu, barangnya bukan barang yang haram. Bisa saja dimakan, akan tetapi yang dikhawatirkan karena Anda menikmati lalu kebawa. Boleh makan. Sama halnya saat kita diberi hadiah oleh orang Nasrani dalam perayaan Natal, seperti kue atau permen, halal kita makan. Bukan suatu yang haram,” jelas Buya.
Tapi, Buya mewanti-wanti jika dalam pemberian (cokelat) itu dalam irama membesarkan itu dosa niatnya tadi. Sebab dengan maksud ingin membesarkan syiar Valentine.
“Dan barangnya itu halal. Tidak apa-apa dimakan, asal jangan ikut-ikutan (tradisi merayakan Valentine) pada esok hari kemudian. Katakan terima kasih kepada si pemberi, namun nasehatilah dia agar tahun depan jika ingin memberikan cokelat, tidak usah dalam rangka Valentine,” tutup Buya. (Vina)
