Asma binti Yazid, Penyambung Lidah Perempuan

1379
Padang Pasir (Foto: Istimewa)

Muslim Obsession – Dia adalah Asma’ binti Yazid bin As-Sakan bin Rafi’ bin Umru’ul Qais bin ‘Abdul Asyhal bin Harits. Wanita Anshar dari suku Aus Al-Asyhaliyyah. Asma’ adalah perempuan dengan kehalusan perasaan dan budi bahasa, serta ia tidak malu untuk mengeluarkan pendapatnya dan tidak mau menerima penghinaan.

Asma’ radhiallahu ‘anha termasuk shahabiyah Anshar yang pertama masuk Islam yang keilmuannya sangat luas. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abdil Barr bahwa Asma’ adalah seorang wanita yang cerdas dan bagus agamanya.

Asma’ ikut aktif mendengar hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sering bertanya tentang persoalan-persoalan yang menjadikan dia paham urusan agama.

Oleh karena itu, ia menjadi ahli hadits yang mulia, sehingga mendapat julukan “juru bicara wanita”. Asma’ dipercaya oleh kaum muslimah sebagai wakil mereka untuk berbicara dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang persoalan-persoalan yang mereka hadapi.

Suatu ketika Asma’ mendatangi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya adalah utusan bagi seluruh wanita muslimah yang di belakangku, seluruhnya mengatakan sebagaimana yang aku katakan dan seluruhnya berpendapat sesuai dengan pendapatku. Sesungguhnya Allah mengutusmu bagi seluruh laki-laki dan wanita, kemudian kami beriman kepada anda dan membai’at anda. Adapun kami para wanita terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami menjadi penyangga rumah tangga kaum laki-laki dan kami adalah tempat menyalurkan syahwatnya. Kamilah yang mengandung anak-anak mereka. Akan tetapi kaum laki-laki mendapat keutamaan melebihi kami dengan shalat Jum’at, mengantarkan jenazah, dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad, kamilah yang menjaga harta mereka dan mendidik anak-anak mereka. Maka apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka?”

Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menoleh kepada para sahabat dan bersabda, “Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang agama yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?”

Para sahabat menjawab, “Benar, kami belum pernah mendengarnya ya, Rasulullah!”

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kembalilah wahai Asma’ dan beritahukan kepada para wanita yang berada di belakangmu, bahwa perlakuan baik salah seorang di antara mereka kepada suaminya, upayanya untuk mendapat keridhaan suaminya, dan ketundukkannya untuk senantiasa mentaati suami, itu semua dapat mengimbangi seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum laki-laki.” (HR. Muslim)

Selain menjadi penyambung lidah bagi para kaum perempuan, Asma’ binti Yazid juga salah satu perempuan yang ikut dalam pertempuran Yarmuk. Ibnu Katsir dalam kitabnya al-Bidayah wa an-Nihayah, menjelaskan bahwa pada waktu perang Yarmuk, banyak para perempuan muslimah yang ikut ambil bagian, di antaranya adalah Asma’ binti Yazid.

Asma’ binti Yazid tercatat telah meriwayatkan sekitar 81 hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan, beberapa ulama hadis juga menuliskan hadis-hadis yang ia riwayatkan dalam kitab-kitab miliknya, misalnya Imam Abu Daud, Imam Tirmidzi, Imam An-Nasai, Ibnu Majah.

Sosok sahabiyah yang bernama Asma’ binti Yazid, merupakan sosok yang patut untuk diteladani oleh para perempuan muslimah masa kini. Asma’ binti Yazid merupakan sosok yang tidak gila terhadap harta, sebagaimana ketika beliau disuruh oleh Rasulullah saw untuk melepas perhiasannya, Asma’ melakukannya tanpa banyak bertanya, karena baginya kebahagiaan tidak terletak pada perhiasan dan harta benda tetapi pada iman dan takwa.

Selain itu, yang patut diteladani dari sahabiyah yang satu ini adalah kemampuannya dalam berbicara dan keberaniannya dalam berdiskusi dengan sosok Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, perempuan adalah bagian penting dalam kehidupan sosial di masyarakat yang harus mempunyai kemampuan berbicara, berdiskusi dan kemampuan yang mendalam terhadap pemahaman agama. (Bal/Berbagai Sumber)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here