Apa Ciri Harta yang Berkah? Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

1280
Ust Adi Hidayat
Ustadz Adi Hidayat

Jakarta, Muslim Obsession – Harta yang berkah tidak bisa diukur dari banyak atau sedikitnya harta yang dimiliki. Namun, harta bisa dinilai berkah jika bisa digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan, syarat utama agar harta berkah adalah diperoleh dengan cara yang halal. Sebab, Allah tidak mungkin memberkahi harta haram atau harta yang didapat dengan cara-cara yang tidak benar.

“Ciri harta berkah itu bisa dipakai untuk ibadah. Pakaian berkah dipakai menutup aurat. Harta banyak, pakaian dikoleksi banyak, tapi maaf fungsinya hilang,” ujar UAH, seperti dikutip dari akun instagram @kajianustadzadihidayat.lc.ma, Kamis (23/1/2020).

UAH menyayangkan jika ada orang yang memiliki uang banyak tapi hanya untuk membeli pakaian yang tidak menutupi aurat.

“Ngapain anda kalau cuma beli pakaian untuk buka aurat, ngapain? Jangan berlomba sama hewan, gak akan menang. Tuh lihat monyet, monyet jantan, monyet betina gak pakai pakaian, Anda mau kontes sama bintang? Gak akan menang!” tandas UAH.

UAH menegaskan, tidak ada gunanya punya uang atau harta banyak tapi tidak bisa digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Hendaklah semua hal yang dimiliki tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah.

“Anda dikasih, tapi kemudian uang yang banyak itu, Anda punya uang miliaran, untuk nutup aurat aja gak mampu, kasihan!” lanjutnya.

Orang seperti ini, tegasnya, masih kalah dengan orang yang penghasilan seratus ribu. Meski cuma punya seratus ribu tapi ia bisa menutup aurat. Berbeda dengan seseorang yang diberi 100 miliar tapi tidak menutup aurat.

“Berapa banyak lagi harta yang Anda butuhkan untuk nutup aurat? Orang cuma punya sandal bisa ke masjid. Anda sudah punya Ferrari masih belum bisa ke masjid juga, Anda butuh kendaraan apa lagi? Begitu cara berpikirnya,” kata UAH.

Menurutnya, harta yang tidak berkah akan mempersulit pemiliknya. Ia akan terbelenggu dengan harta yang dimilikinya.

“Kalau harta berkah itu, ah gak peduli, mau sandal, mau yang lain saya pengen ibadah kok, bukan pengen ngumpulin harta. Begitu harta muncul, motivasinya zakat, infaq, dunianya juga dapat. Dapat Ferrari pakai ke masjid, pulang hilang gak apa-apa, cuma titipan,” pungkasnya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here