Anak-Anak Perlu Diawasi Main Gadget, Kenapa?

853
Main Gadget
Ilustrasi: Anak main gadget.

Oleh: Hertha Christabelle Hambalie, M.Psi, (Psikolog, lulusan S1 dan S2 profesi psikologi klinis anak dari Universitas Tarumanagara)

Peran teknologi sangat besar dalam kehidupan kita sehari-hari. Begitu juga peran gadget dalam membantu menyelesaikan berbagai aktivitas. Gadget atau gawai tidak hanya berguna bagi orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Mereka lebih tertarik bermain dengan gadget, dibandingkan permainan-permainan fisik.

Banyak anak yang sibuk dengan alat ini sehingga tidak tertarik dengan berbagai permainan dan kegiatan di luar rumah. Kondisi ini merupakan salah satu fenomena yang banyak ditemukan di masyarakat.

Anak-anak dalam usia perkembangan 0-12 tahun perlu dibatasi dalam penggunaan gadget agar perkembangan fisik, kognitif, dan psikososialnya berkembang secara optimal. Mereka perlu diajak untuk bermain dan melakukan berbagai aktivitas di luar rumah untuk mengoptimalkan kegiatan belajar dan bermain anak.

Penggunaan gadget memiliki dampak positif dan negatif. Gawai dapat membantu orang tua untuk menyajikan aktivitas yang menarik dan edukatif untuk anak maupun untuk memperdengarkan musik dan video-video edukasi.

Video dapat diberikan untuk menambah wawasan dan menjadi contoh perilaku untuk anak. Adanya gadget juga menawarkan permainan menarik sesuai usianya yang menarik dan mengasah kemampuan berpikir anak, misalnya puzzle untuk strategi memecahkan masalah, dekorasi makanan atau memasangkan baju pada karakter tertentu untuk kreativitas, atau mencari perbedaan untuk mengasah ketelitian.

Di sisi lain, gadget juga memberikan dampak negatif. Penggunaan yang berlebihan dapat merusak mata dan kemungkinan radiasi pada otak. Selain itu, terlalu sering menggunakan gadget berdampak pada kurangnya aktivitas fisik anak. Misalnya, mengurung diri di kamar untuk bermain gawai akan berpengaruh pada perkembangan gerak tubuh.

Dampak lainnya adalah pada kehidupan sosial. Anak kurang memiliki keterampilan dalam menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan anak seusianya di lingkungan. (*)

Artikel selengkapnya dapat dibaca di majalah cetak dan digital Women’s Obsession edisi April 2019.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here