Alasan Nyai Ahmad Dahlan Selalu Ajarkan Surat Al-Ma’un kepada Muridnya

3493
Nyai Ahmad Dahlan (Foto: Suaramuhammadiyah)

Muslim Obsession – Siti Walidah atau yang lebih dikenal dengan nama Nyai Ahmad Dahlan ialah anak keempat dari tujuh bersaudara.

Dia lahir di Kauman pada 1872 M. Ayahnya adalah Muhammad Fadil, kiyai penghulu di keratin yang kemudian menekuni profesi sebagai saudagar batik. Siti Walidah kecil, sebagaimana rata-rata anak di Kauman mendapatkan fasilitas pendidikan agama yang dibimbing oleh orang tuanya juga para ulama yang berada di langgar-langgar Kauman.

Dikutip dari Aisyiyah, Siti Walidah dikenal sebagai sosok pembelajar. Kemampuannya berdakwah dia asah sejak kecil. Inilah yang mendorongnya mendapat kepercayaan dari sang ayah untuk membantu mengajar di langgar yang biasa disebut Langgar Kyai Fadhil.

Pada 1889 Siti Walidah dinikahkan dengan Muhammad Darwis nama kecil Kiai Ahmad Dahlan. Pernikahan tersebut merupakan pernikahan sistem keluarga yang kala itu banyak terjadi di Kauman.

Ahmad Dahlan sendiri adalah saudara sepupu Siti Walidah. Setelah Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada tahun 1912, Ahmad Dahlan yang juga memberi perhatian khusus pada kemajuan kaum perempuan mendorong berdirinya ‘Aisyiyah.

Siti Walidah merintis gerakan ini dengan memulai pendidikan (pengajian) bagi kaum perempuan di Kauman. Kegiatan ini diisi dengan kursus Al-Quran yang diperuntukkan gadis-gadis di Kauman yang masuk sekolah netral.

Surat Al-Ma’un menjadi surat pertama yang kerap diajarkan pada pengajian ini. Diajarkannya surat ini pada kegiatan kursus bukan tanpa alasan, Siti Walidah dan Ahmad Dahlan mengasah kepekaan muridnya untuk peka pada fenomena kemiskinan yang hampir marak di kalangan Umat Islam.

Pengajian ini semakin lama semakin berkembang merambah sampai Lempuyangan, Karangkajen, dan Pakualaman. Karena pengajian dilakukan setelah Ashar, kegiatan ini kemudian dikenal dengan Wal ‘Ashri.

Pengajian juga diperuntukkan bagi para buruh batik di Kauman yang merupakan kelompok terpinggir yang sulit mengakses pendidikan. Di samping belajar tentang agama, forum pengajian juga mengajarkan mereka cara menulis dan membaca. Pengajian ini dinamakan sebagai Maghribi School sesuai dengan jam diadakannya pengajian yaitu setelah magrib.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here