Al-Khaththath Sebut Haram Pilih Pemimpin Tak Perjuangkan Islam

875
Al-Khaththath
Sekjen Forum Umat Islam (FUI) KH M. Al-Khaththath.

Jakarta, Muslim Obsession – Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al-Khaththath menyebut haram bagi umat Islam untuk memilih calon pemimpin, baik eksekutif maupun legislatif di Pemilu 2019 yang tak memperjuangkan kepentingan Islam.

Al-Khaththath kembali mengingatkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang Hak Pilih yang diterbitkan pada 2009.

Ia mengatakan bahwa Fatwa MUI tersebut mengatur tujuh poin fatwa karakter pemimpin yang harus dipilih oleh umat Islam. Di antaranya pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur, terpercaya, aktif dan aspiratif, mempunya kemampuan, dan memperjuangkan kepentingan umat Islam.

“Jadi haram hukumnya bagi umat Islam untuk memilih pemimpin yang tak punya tujuh syarat itu,” katanya dalam Kajian Pemikiran Islam yang digelar di Masjid Baiturrahman, Setia Budi, Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Lebih lanjut, Al-Khaththath mengatakan bahwa pemimpin yang tak mampu memperjuangkan umat dinilai sebagai ciri pemimpin yang dzalim dan haram untuk dipilih.

Ia pun enggan merinci lebih lanjut siapa sosok atau nama pemimpin yang dzalim dan haram untuk dipilih saat Pemilu 2019 kali ini. Meski begitu, ia mencontohkan sosok Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dinilainya pernah berbuat dzalim kepada umat Islam.

“Apalagi perbuatan dzalim? Ahok misalnya, dia pernah bilang ayat konstitusi posisinya di atas ayat suci, artinya ayat Al-Quran wajib diabaikan dan wajib dianggap tak ada dan tak berlaku. Itu kufur,” ungkapnya.

Ia juga mengimbau bagi masyarakat lebih cerdas dalam memilih pemimpin mana yang memperjuangkan umat Islam selama ini. Bila tak memilih, kata dia, konsekuensinya akan dibakar panasnya api neraka ketika di akhirat kelak seperti yang terkandung dalam Al-Quran Surah Hud ayat 113.

Ia mengatakan bahwa calon pemimpin yang tak memperjuangkan umat Islam dipastikan akan merugikan masyarakat luas apabila terpilih dan menjabat.

“Condong sedikit saja itu bakal dibakar api neraka, apalagi jadi relawannya, apalagi jadi timsesnya. Nah jadi timsesnya itu sedikit atau banyak kena api nerakanya? Ya paling banyak, karena timses,” tukasnya.

Al-Khaththath menegaskan bahwa ajaran agama dan politik tak bisa dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Ia memastikan bila ada pihak yang ingin memisahkan kedua aspek tersebut bisa dipastikan sebagai seseorang yang sesat.

“Rupanya alasan dukung mendukung ada kaitannya dengan api neraka. Iya pasti. Karena agama dan politik tak bisa dipisahkan. Yang mengatakan tak ada hubungan antara politik dan agama, itu sesat orangnya,” ungkapnya. (Bal)

1 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan ke Aad Adhari Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here