Afganistan Akan Buka Bank Syariah Pertama

1136
hanya 5,7% orang Afghanistan yang diyakini memiliki akses ke layanan perbankan (Photo: Daily Pakistan)

Kabul, Muslim Obsession – Bank sentral Afghanistan telah memberikan lisensi kepada Bank Islam Afghanistan (IBA), lembaga keuangan syariah pertama di negara Asia Selatan tersebut.

“Bank sentral negara Afghanistan Bank, memberikan lisensi kepada IBA setelah menyelesaikan konversi aset dan simpanannya. Agar sesuai dengan praktik perbankan Islam. Termasuk soal pinjaman tanpa bunga serta larangan judi dan alkohol,” ujar pejabat bank senior, dilansir Daily Pakistan, Selasa (24/4/2018).

IBA, yang sebelumnya dikenal sebagai Bakhtar Bank, akan menerapkan prinsip-prinsip bebas bunga untuk semua kegiatan bisnisnya. IBA telah beroperasi di bawah lisensi perbankan konvensional sejak tahun 2009.

Pada Desember lalu, IBA memegang $ 187 juta dalam bentuk deposito dan menawarkan layanan di seluruh jaringan 59 cabang di negara tersebut.

Sementara sektor perbankan Afghanistan kurang berkembang, pengamat mneilai keuangan Islami dapat membawa lebih banyak orang ke dalam sistem keuangan.

Menurut perkiraan oleh IBA, hanya 5,7% orang Afghanistan yang diyakini memiliki akses ke layanan perbankan. Pengenalan perbankan Islam di negara tersebut diharapkan untuk membawa lebih banyak orang di bawah perbankan.

Kepala Keuangan IBA Faizan Ahmed mengatakan, IBA memiliki jaringan cabang terbesar ketiga di negara itu dan perusahaan berusaha untuk mengembangkan bisnisnya dengan cepat selama dua tahun ke depan.

Bahkan, sebagian besar warga Afghanistan menghindari pembiayaan berbasis bunga karena alasan agama.

Da Afghanistan Bank merilis kerangka peraturan pada tahun 2015 berdasarkan Organisasi Akuntansi dan Audit untuk Lembaga Keuangan Islam guna mendorong warga untuk mencari layanan keuangan formal.

Hingga kini, hanya beberapa perusahaan terpilih yang menawarkan perbankan Islam. Namun, ketidakstabilan di Afghanistan yang dilanda perang juga diyakini sebagai faktor rendahnya jumlah warga yang memiliki rekening bank.

Sementara itu, kekerasan diperkirakan akan meningkat tahun ini karena warga Afghanistan mulai mendaftarkan diri sebagai pemilih menjelang pemilu Oktober mendatang. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here