Ada Suara Kambing di Tengah Pidato Haji Agus Salim 

5363
Soekarno dan Haji Agus Salim (Wikipedia)

Pada waktu itu Pak Salim telah berjanggut kambing yang terkenal itu, dan setiap kalimat yang diucapkan pak haji disambut oleh kami dengan mengembik yang dilakukan bersama-sama.

Setelah untuk ketiga kalinya kami menyahut dengan “Me, me, me”, maka Pak Salim mengangkat tangannya seraya berkata,

“Tunggu sebentar. Bagi saya sungguh suatu hal yang sangat menyenangkan bahwa kambing-kambing pun telah mendatangi ruangan ini untuk mendengarkan pidato saya. Hanya sayang sekali bahwa mereka kurang mengerti bahasa manusia sehingga mereka menyela dengan cara yang kurang pantas.”

“Jadi saya sarankan agar untuk sementara mereka sekadar makan rumput di lapangan. Sesudah pidato saya ini yang ditujukan kepada manusia selesai, mereka akan dipersilakan masuk kembali dan saya akan berpidato dalam bahasa kambing khusus untuk mereka. Karena di dalam agama Islam bagi kambing pun ada amanatnya, dan saya menguasai banyak bahasa.”

“Kami tidak tinggalkan ruangan,” kata Sjahrir, “Tetapi kami terima dengan muka merah gelak tawa dari hadirin lainnya. Kami ingin tahu apa lagi yang beliau bicarakan, makin lama beliau bicara, makin asyik kami dengarkan. Tetapi beliau tidak dapat meyakinkan kami, dan sesudah peristiwa itu pun kami masih melawannya, tetapi tidak pernah lagi kami mencoba mencemoohkannya.” (Vina)

Baca Juga:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here