Ada Rahasia Besar, Jangan Tergesa Saat Baca Al-Fatihah dalam Shalat

1337

Muslim Obsession – Membaca Surah Al-Fatihah di dalam shalat merupakan salah satu Rukun Shalat yang wajib dilakukan.

Mayoritas ulama yaitu ulama Malikiyyah, Syafi’iyah dan Hambali menyatakan membaca Al-Fatihah merupakan bagian dari rukun shalat. Karena Nabi ﷺ bersabda,

لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah,” (HR. Bukhari, no. 756 dan Muslim, no. 394 dari ‘Ubadah bin Ash Shaamit radhiyallahu ‘anhu).

BACA JUGA: Orang yang Enggan Shalat Dilaknat Makanan yang Disantapnya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, haditsnya marfu’ sampai Nabi ﷺ,

مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ فَهْىَ خِدَاجٌ

“Barangsiapa yang melaksanakan shalat dan tidak membaca Al-Fatihah di dalamnya, maka shalatnya itu kurang.” Perkataan ini diulang sampai tiga kali,” (HR. Muslim, no. 395).

Oleh karena menjadi Rukun Shalat, maka seyogianya setiap Muslim harus fasih dan tartil dalam membaca Surah Al-Fatihah.

Allah menjawab bacaan Al-Fatihah

Para ulama menganjurkan agar Al-Fatihah dibaca dengan tidak tergesa-gesa. Hayati dan pahami kandungan di dalamnya karena ada rahasia besar di dalam Surah Al-Fatihah.

Rahasia besar itu adalah bahwa ketika seorang Muslim membaca Al-Fatihah di dalam shalatnya, maka sesungguhnya Allah Ta’ala menjawab setiap ayat yang dibaca.

BACA JUGA: Bacaan-Bacaan yang Wajib dalam Shalat

Keterangan ini dapat dilihat dari Hadits Qudsi berikut ini:

قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}، قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ}، قَالَ: مَجَّدَنِي عَبْدِي – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي – فَإِذَا قَالَ: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَل

Allah berfirman, “Saya membagi shalat antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua. Untuk hamba-Ku apa yang dia minta. Apabila hamba-Ku membaca, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.” Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku memuji-Ku.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Ar-rahmanir Rahiim.” Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku mengulangi pujian untuk-Ku.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Maaliki yaumid diin.” Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku mengagungkan-Ku.” Dalam riwayat lain, Allah berfirman, “Hamba-Ku telah menyerahkan urusannya kepada-Ku.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’in.” Allah Ta’ala berfirman, “Ini antara diri-Ku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku sesuai apa yang dia minta.”

Apabila hamba-Ku membaca, “Ihdinas-Shirathal mustaqiim….dst. sampai akhir surat.” Allah Ta’ala berfirman, “Ini milik hamba-Ku dan untuk hamba-Ku sesuai yang dia minta,” (HR. Ahmad 7291, Muslim 395 dan yang lainnya).

Demikian keutamaan membaca Surah Al-Fatihah dalam shalat. Setelah mengetahuinya, maka kita harus mulai memperbaiki bacaan Al-Fatihah agar bisa dibaca secara fasih, tartil, dan tidak tergesa-gesa.

Semoga Allah Ta’ala mudahkan dan bimbing kita untuk senantiasa shalat dengan khusyuk, baik, dan diterima Allah Ta’ala. Aamiin.

Wallahu a’lam bish shawab. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here