Abul Aswad Ad-Duali, Sang Peletak Tanda Baca Al-Quran

13103

Berawal dari Kesalahan Membaca Al-Quran

Usulan Ali tersebut muncul karena sang khalifah melihat banyaknya Muslim yang salah membaca Al-Quran. Ad-Duali pun menyanggupi dan memberikan harakat pada mushaf Al-Quran.

Sebenarnya, tak hanya Ali, Ad-Duali pun merasa khawatir dengan banyaknya kesalahan membaca kitab suci di kalangan masyarakat.

Kekhawatiran tersebut muncul sejak Ad-Duali menemukan kesalahan baca yang benar-benar terjadi pada masyarakat Arab.

Dalam Ensiklopedi Peradaban dikisahkan Ad-Duali pada suatu hari melewati seorang yang tengah membaca Al-Quran. Ia mendengar surah At-Taubah ayat 3 dibaca dengan kesalahan harakat di ujung kalimat. Meski hanya satu kesalahan harakat, artinya sangat jauh berbeda.

Ad-Duali mendengar seorang tersebut membaca “Anna Allaha bari’un-mina-l musyrikiin wa rasuulihu,” seharusnya dibaca “Rasuluhu”. Jika diartikan akan sangat jauh berbeda.

Pembacaan pertama yang salah tersebut berarti “Sesungguhnya Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik dan rasulnya …” Tentu saja arti tersebut menyesatkan, karena Allah tidak pernah berlepas dari utusanNya.

Kalimat yang semestinya yakni “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin.” Hanya satu harakat, tapi mengubah arti yang begitu banyak.

Sejak peristiwa itulah, Ad-Duali mulai menekuni nahwu dan berkeinginan memperbaiki bahasa Arab. Ia khawatir jika tak dibuat sebuah kaedah, bahasa Arab akan mudah lenyap begitu saja.

Mengingat di era kekhalifahan Ar-Rasyidin pun, sudah terdapat kesalahan baca Al-Quran. Mulailah Ad-Duali membuat kaidah tata bahasa Arab.

Namun, pada saat itu belum ada fathah, dhamah, ataupun kasrah. Ad-Duali mengunakan, sistem titik berwarna merah sebagai syakal kalimat.

Titik-titik tersebut, yakni sebuah titik di atas huruf dimaknai /a/, yakni fathah, satu titik di bawah huruf dibaca /i/ atau kasrah, satu titik disebelah kiri huruf dibaca /u/, yakni dhamah. Adapun tanwin tinggal menambah titik tersebut menjadi dua buah.

Titik-titik tersebut dicetak merah agar membedakan dengan tulisan Arab yang menggunakan tinta hitam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here