8 Pintu Keberkahan di Dalam Rumah

2132
Ilustrasi: Seorang muslim sedang melaksanakan shalat. (imb)

Keenam, mendirikan shalat. Ibadah utama yang akan ditanyakan pertama kali di Yaumil Hisab kelak adalah shalat. Oleh karenanya Allah Ta’ala dengan tegas menyuruh setiap keluarga untuk memperhatikan shalat.

Bahkan dalam QS. Tha Ha ayat 132, Allah Ta’ala menyandingkan ibadah shalat dengan perolehan rezeki bagi hamba-hamba-Nya yang mendirikan shalat.

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”.

Rasulullah ﷺ juga memerintahkan pentingnya menjadikan rumah sebagai tempat shalat.

وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( اِجْعَلُوا مِنْ صَلاَتِكُمْ فِي بُيُوتِكُمْ ، وَلاَ تَتَّخِذُوْهَا قُبُوْراً )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

“Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi ﷺ bersabda, “Jadikanlah shalat kalian di rumah kalian, dan janganlah kalian menjadikan rumah kalian seperti kuburan,” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari, no. 432 dan Muslim, no. 777).

Ketujuh, bertawakal kepada Allah Ta’ala. Hakikat tawakal adalah hanya bersandar kepada Allah dalam usaha menarik kemanfaatan dan menolak kemadhoratan dari perkara yang sifatnya duniawi maupun ukhrawi.

Tawakal menjadi landasan keimanan bahwa tidak ada yang bisa memberi, tidak bisa mencegah, tidak ada yang bisa mendatangkan madhorat dan tidak ada yang bisa memberi kemanfaatan kecuali Allah Ta’ala.

Dalam konteks ini, mencari rezeki pun harus dilandasi tawakal kepada Allah Ta’ala. Mari kita lihat rujukan berikut ini:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupi (kebutuhan)nya,” (QS. Ath-Thalaq: 3).

عن عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ إِنَّهُ سَمِعَ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ((لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا)). رواه الترمذي)

“Dari ‘Umar bin Khaththab rd bahwa beliau pernah mendengar Nabi ﷺ bersabda: “Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya Dia (Allah) akan memberi kalian rizki sebagaimana Allah memberi rizki kepada burung, ia (burung) keluar di waktu pagi dalam keadaan perut kosong dan pulang di waktu sore dalam keadaan kenyang,” (HR. Tirmidzi dan beliau berkata hadits ini hasan).

Kedelapan, memohon ampunan Allah Ta’ala dengan Istighfar. Ini seringkali tidak disadari oleh umat Islam bahwa sejatinya Istighfar itu sendiri merupakan sumber mata pencaharian.

Caranya, mohonlah ampunan kepada Allah dan tinggalkan maksiat, niscaya pintu rezeki akan terbuka dan hujan pun akan diturunkan dengan deras.

Hal ini ditegaskan langsung oleh Allah Ta’ala:

 فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12

“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barang siapa yang menekuni istighfar, Allah akan menjadikan dari setiap kesedihan kelonggaran, dan dari setiap kesempitan jalan keluar dan memberi rizki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangka,” (HR. Ibnu Majah, no. 3809).

Demikianlah delapan pintu keberkahan bagi siapapun keluarga muslim yang ingin mendapatkannya. Semoga kita dapat mengamalkannya.

Wallahu a’lam bish shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here