Jakarta, Muslim Obsession – Keputusan pemerintah yang ingin menjadikan tokoh sekuler asal Turki, Mustafa Kemal Ataturk sebagai nama jalan di Menteng, Jakarta Pusat menuai pro kontra. Beberapa kalangan menolak itu, termasuk MUI.
MUI menolak Mustafa Kemal Ataturk dijadikan nama jalan karena pemikirannya yang menyesatkan. Namun banyak juga yang tak mempersoalkan. Sebagai gantinya nama Sukarno juga akan dijadikan nama jalan di Turki. Sukarno dan Mustafa Kamal memang dikenal bersahabat dekat.
Hingga saat ini, nama pahlawan nasional Indonesia telah banyak yang diabadikan di luar negeri. Paling banyak di Belanda, dan yang paling terbaru di Timur Tengah.
Berikut nama tokoh Indonesia yang dijadikan nama jalan di luar negeri:
1. Jalan Soekarno, Maroko
Nama Presiden Indonesia pertama, Soekarno, nampaknya yang paling sering diabadikan menjadi nama jalan di luar negeri.
Di kota Rabat, Maroko, ada Avenue Soekarno, yang berada tepat di depan Bank Al Maghreb.
Maroko sangat berutang budi kepada Soekarno dan bangsa Indonesia untuk keluar dari penjajahan pada 1945. Berikut Konferensi Asia Afrika pada 1955 dan kunjungan Presiden Sukarno pada 2 Mei 1960. Juga terhitung sebagai kunjungan kepresidenan pertama untuk Maroko, setelah kemerdekaannya pada 1956.
Jasa Bung Karno menggelar Konferensi Asia Afrika yang mempersatukan negara-negara dua benua juga membuat Mesir mengabadikan nama jalan Ahmed Sokarno di Kairo.
Begitu juga dengan Pakistan yang mengabadikan nama Soekarno Road di Peshawar.
2. Jalan Mohammad Hatta, Belanda
Nama Bung Hatta diabadikan sebagai nama sebuah jalan di kawasan Haarlem, Belanda. Dalam bahasa lokal, nama jalannya ialah Mohammed Hatta Straat.
Sosok Mohammad Hatta dikenang karena kejeniusannya membantu mengawal Indonesia sampai merdeka bersama Soekarno.
Di sini, jalan sang Wakil Presiden Indonesia pertama itu tersambung dengan jalan Sutan Sjahrirstraat, nama pahlawan nasional Indonesia lain yang juga diabadikan di Belanda.
3. Jalan RA Kartini, Belanda
Perjuangan RA Kartini dalam hal hak perempuan mengenyam pendidikan juga terdengar sampai Negara Kincir Angin.
Di Belanda, jalan Raden Adjeng Kartinistraat bisa ditemukan di Amsterdam, tak jauh dengan Rosa Luxemburgstraat, nama tokoh perempuan sayap kiri Eropa.
Ada juga Kartinistraat di Harlem, Belanda, tepatnya di kawasan permukiman. Selain itu, Kartini menjadi nama jalan di Utrecht dan Venlo.
4. Jalan Sutan Sjahrir, Belanda
Putra Padang Panjang, Sutan Sjahrir, juga dijadikan nama jalan di kawasan Leiden, Belanda. Sjahrirstraat berada dekat Gandhistraat dan tak jauh dari Martin Luther Kingpad.
Selain di Leiden, ada pula Sjahrirsingel di Gouda, juga Sutan Sjahrirstraat di Haarlem yang tersambung dengan Mohammad Hattastraat.
5. Jalan Pattimurra, Belanda
Thomas Matulessy alias Kapitan Pattimura ialah sosok pahlawan nasional berdarah Maluku. Nama Pattimura diabadikan menjadi nama jalanan di Belanda, tepatnya di kawasan Wierden.
Pattimura ialah mantan sersan militer Inggris yang akhirnya membantu Indonesia mengusir penjajah Belanda.
Namanya juga diabadikan menjadi nama Universitas Pattimura, Kodam XVI/Pattimura dan Bandar Udara Internasional Pattimura di Ambon.
6. Jalan Munir, Belanda
Sosok pejuang hak asasi manusia, Munir Said Thalib Al-Kathiri, dikenang sebagai nama jalan di Den Haag, Belanda.
Munirpad diresmikan pada 14 April 2015. Lokasinya berada di lingkungan Martin Luther King-Laan, dekat Salvador Allende Straat dalam kompleks perumahan Den Haag.
Amnesty International merupakan pihak yang memperjuangkan nama Munir sebagai nama jalan, terkait dengan fokusnya bekerja untuk Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) dan Imparsial, hingga sebelum tewas dalam penerbangan Garuda Indonesia 974 dari Jakarta menuju Amsterdam pada bulan September 2004.
7. Jalan Jokowi, Abu Dhabi
Tahun 2020 menjadi tahun yang membanggakan bagi Indonesia, karena nama Presiden Joko Widodo diabadikan menjadi nama salah satu ruas jalan di Abu Dhabi.
Jalan Jokowi membelah ADNEC (Abu Dhabi National Exhibition Center) dan Embassy Area, yang notabene kawasan kantor perwakilan diplomatik.
Sebelumnya, nama jalan ini adalah Al Ma’arid Street, yang menghubungkan Jalan Rabdan dengan Jalan Tunb Al Kubra.
Penamaan ini merupakan bentuk penghormatan Uni Emirat Arab kepada Indonesia, yang dianggap konsisten dalam menjalin hubungan bilateral yang hangat. (Albar)