3 Ujian Nabi Ayyub yang Bisa Dijadikan Teladan

1105

Jakarta, Muslim Obsession – Nabi Ayyub As adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk mengajarkan agama tauhid kepada bangsa Romawi di Negeri Batsniya, Hauran. Nabi Ayyub dikenal sebagai orang yang berpikiran jernih, pandai, sopan, dan bijaksana.

Nabi Ayyub dikenal dengan kisahnya yang sabar dalam menghadapi berbagai ujian Allah SWT. Namun seiring dengan datangnya ujian tersebut, keimanannya pun semakin bertambah. Karena Nabi Ayyub yakin ujian itu datang untuk menguji imannya.

Dalam buku 25 Kisah Nabi dan Rasul karya Aan Wulandari, disebutkan bahwa Nabi Ayyub merupakan keturunan dari Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Ibunya adalah putri Nabi Luth bin Harun, saudara laki-laki Nabi Ibrahim.

Mengutip buku Cerita Teladan 25 Nbi dan Rasul oleh Iip Syarifah, S.Pd.I., ada tiga ujian yang Allah berikan kepada Nabi Ayyub, yaitu:

1. Kehilangan Harta Benda

Nabi Ayyub terlahir dari keturunan orang kaya. Sepeninggal ayahnya, Nabi Ayyub kemudian mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya.

Sangat besar nikmat Allah yang diterima Nabi Ayyub, di antaranya hewan ternak berlimpah, kebun luas, harta yang banyak, istri yang cantik dan sholehah, serta keturunan yang taat. Namun nikmat tersebut tidak membuat beliau sombong dan lalai.

Nabi Ayyub senantiasa menyedekahkan hartanya kepada fakir miskin. Ia paham bahwa kekayaannya adalah titipan dari Allah SWT yang harus digunakan sesuai dengan ketentuan-Nya hingga Allah mencabut nikmat tersebut.

Allah tidak menyisakan harta kepadanya dan keluarganya. Namun Nabi Ayyub tetap sabar menerima ujian ini dan semakin meningkatkan ketakwaannya kepada-Nya.

2. Kehilangan Keturunan

Iblis tidak suka melihat ketaatan Nabi Ayyub yang justru semakin bertambah setelah Allah mencabut nikmat kekayaannnya. Akhirnya iblis pun mulai mengancam Nabi Ayyub.

Ketika anak-anak Nabi Ayyub sedang berada di rumah saudaranya, iblis merobohkan rumah tersebut hingga anak Nabi Ayyub meninggal. Iblis menggoda Nabi Ayyub dengan membawa kabar duka ini. Namun Nabi Ayyub tetap teguh dengan keimanannya kepada Allah SWT.

Beliau yakin bahwa anak-anaknya adalah milik Allah. Iblis kembali gagal menggoda Nabi Ayyub, namun mereka tidak menyerah untuk mencari cara lain.

3. Kehilangan Nikmat Sehat

Selanjutnya, iblis memerintahkan anak buahnya untuk menaburkan benih-benih penyakit kepada beliau. Kemudian Nabi Ayyub pun menderita berbagai penyakit seperti demam, batuk, dan penyakit kulit.

Tubuh Nabi Ayyub terlihat semakin kurus, tenaganya semakin lemah, dan wajahnya semakin pucat. Nabi Ayyub pun dijauhi orang-orang karena penyakitnya.

Ia kehilangan sanak saudaranya, kerabatnya, dan temannya. Namun istrinya yang sholehah masih setia menemani beliau dan mengurusnya.

Meskipun dalam keadaan sakit parah, Nabi Ayyub tidak pernah meninggalkan kebiasaannya. Beliau tetap beribadah dan berdzikir kepada Allah SWT. Dia tetap sabar dan tidak mengeluh sedikit pun.

Karena ketaatannya tersebut, iblis mencari cara lain untuk menggoda beliau. Ia menggoda istri Nabi Ayyub untuk mengingat-ingat nikmat yang Allah berikan dulu dan membandingkannya dengan yang sekarang.

Sambil menarik napas panjang, istri Ayyub menunggu suaminya yang sedang menderita kesakitan, lalu berbisik kepadanya, “Wahai sayangku, sampai kapankah engkau tersiksa oleh ujian Tuhanmu ini? Di manakah kekayaanmu, putra-putramu, sahabat-sahabatmu, dan teman-teman terdekatmu? Oh, alangkah indahnya masa lalu kita, usia muda, kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan menghiasi keluarga kita. Kapankah masa itu terulang kembali? Wahai Ayyub, berdoalah kepada Allah agar kita dibebaskan dari segala penderitaan dan musibah yang berkepanjangan ini.”

Ayyub menangani keluhan istrinya, “Wahai istriku yang kusayangi, engkau menangisi kebahagiaan dan kesejahteraan masa lalu. Menangisi anak-anak kita yang telah mati diambil oleh Allah. Engkau minta aku memohon kepada Allah agar kita dibebaskan dari kesengsaraan yang kita alami saat ini .

Aku malu, memohon kepada Allah untuk membebaskan kita dari kesengsaraan dan penderitaan ini. Padahal, kebahagiaan yang sudah Allah SWT berikan lebih lama. Jika engkau telah termakan hasutan dan bujukan iblis sehingga imanmu mulai menipis dan merasa kesal menerima takdir dan ketentuan Allah SWT ini, tunggulah ganjaranmu kelak jika aku telah sembuh dan kekuatan badanku pulih kembali. Aku bersumpah akan mencambukmu seratus kali. Tinggalkanlah aku seorang diri di tempat ini sampai Allah menentukan takdir-Nya,” jawab Nabi Ayyub.

Akhirnya istri Nabi Ayyub meninggalkannya. Tinggalah Nabi Ayyub seorang diri dengan penyakit yang dideritanya. Hingga pada suatu hari, datanglah pemikiran setan di benaknya.

Bisikan setan mulai menyerangnya. Iblis terus menggodanya untuk berhenti bersabar dan terus membisikinya dengan keputusasaan. Namun, Nabi Ayyub mampu menghalau pikiran buruk tersebut.

Nabi Ayyub pun mengadu kepada Allah SWT atas kelancangan iblis terhadapnya, “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana.” (QS. Shaad: 41)

Setelah melewati masa-masą sulit, Allah menerima doa Nabi Ayyub yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman. Allah berfirman kepadanya, “Hentakanlah kakimu. Inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.” (Qs. Shaad: 42)

Nabi Ayyub pun mandi dan minum dengan air tersebut. Atas izin Alah SWT, Nabi Ayyub langsung sembuh dari penyakitnya. la terlihat sehat dan lebih kuat dari sebelumnya. Pada saat yang sama, istrinya yang telah diusir dan meninggalkan seorang diri, merasa tidak sampai hati lebih lama berada jauh dari suaminya. Ia pun kembali kepada suaminya dan mereka kembali menjalani hidup dengan bahagia. 

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here