3 Hal yang Bisa Menyelamatkan Seseorang dari Siksa Api Neraka

8423

Jakarta, Muslim Obsession – Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw mengatakan ada tiga hal sederhana yang jika diamalkan bisa menyelamatkan seseorang dari pedihnya siksa api neraka. Syekh M Nawawi Banten menyebutkan tiga hal tersebut dalam karyanya yang cukup terkenal, Kitab Nashaihul Ibad.

Berikut ini kutipan dari Syekh M Nawawi Banten:

المقالة الثامنة (عن أبي هريرة رضي الله عنه) واسمه عبد الرحمن بن صخر (أنه قال) قال النبي صلى الله عليه وسلم (ثلاث منجيات) أي مخلصات لصاحبها من العذاب

Artinya, “Pernyataan ke-8 (dari Abu Hurairah RA) namanya adalah Abdurrahman bin Shakhr (ia berkata) Rasulullah Saw bersabda, (“Ada tiga hal yang dapat menyelematkan”) meloloskan orang yang mengamalkannya dari siksa,” (Syekh M Nawawi Banten, Nashaihul Ibad, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa tahun], halaman 10).

Dalam buku itu, Syekh M Nawawi Banten mengutip tiga hal yang disebutkan oleh Rasulullah Saw secara rinci bisa menyelamatkan seseorang dari siksa api neraka. Tiga hal itu apa saja?

1. Selalu merasa takut kepada Allah SWT

Takut kepada Allah disini artinya kesadaran seorang hamba selalu terjaga untuk mengingat Allah. Takut jika Allah yang disembahnya itu marah. Takut kepada Allah itu artinya takut menyakiti dan membuat Allah marah.

Takut kepada Allah baik di kesendirian [sirr] dan di keramaian [alaniyah]). Rasulullah Saw menyebut “kesendirian” atau sirr lebih dahulu karena ketakwaan kepada Allah di kesendirian lebih tinggi derajatnya.

2. Bersikap sederhana

Sikap sederhana selalu dipegang baik pada saat fakir atau pada saat kaya. Bersikap sederhana dalam kehidupan, tidak melewati batas, dan menerima keadaan.

Sikap sederhana dalam keadaan fakir atau saat kaya merupakan sikap terpuji. Sikap sederhana dalam kondisi apapun merupakan sebuah kebajikan ditinjau dari segala segi.

3. Bersikap Adil

Sikap adil dan proporsional saat senang dan saat marah memang sulit terjadi. Keputusan dan sikap seseorang saat senang dan saat marah cenderung melewati batas dan zalim. Hal ini yang perlu diantisipasi.

Dalam riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah Saw berpesan agar seseorang tidak memutuskan perkara atau mengambil sikap pribadi dalam keadaan marah. Hal ini dapat dimaklumi karena dalam keadaan marah situasi batin seseorang sedang tidak stabil.

وَعَنْ أَبِي بَكْرَةَ رضي الله عنه قَال سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ “لَا يَحْكُمُ أَحَدٌ بَيْنَ اِثْنَيْنِ, وَهُوَ غَضْبَانُ” مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya, “Dari Abu Bakrah RA, ia berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah salah seorang kamu memutuskan dalam keadaan marah sengketa di antara dua pihak,’’” (HR Bukhari dan Muslim).

Tiga pesan ini cudah cukup untuk menuntun seseorang untuk bersikap baik dan saleh di dunia. Tiga hal ini mencakup semua kebaikan dunia dan akhirat. Wallahu a’lam. (Albar)

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here