10 Kunci Agar Hati dan Jiwa Tetap Tenang (Bagian 2)

622

Oleh: Abdan Syakura (Aktivis Dakwah Al-Mahsyar)

Pada tulisan sebelumnya kita telah belajar tentang kunci pertama dari 10 kunci agar hati dan jiwa tetap tenang. Kunci pertama tersebut adalah tidak membenci orang lain, sekalipun ia berbuat zhalim kepada kita.

Air susu tidak boleh kita balas dengan air tuba. Pun, air tuba tidak boleh dibalas dengan air tuba pula. Sebaliknya, balaslah air tuba dengan air susu. Inilah ajaran adiluhung Islam yang menempatkan akhlaqul karimah (akhlak mulia) sebagai pijakan dalam kehidupan setiap Muslim.

BACA JUGA: 10 Kunci Agar Hati dan Jiwa Tetap Tenang (Bagian 1)

Nah, berikut ini adalah kunci kedua, yakni tidak berkeluh kesah.

2. Tidak Berkeluh Kesah

Meski dipahami, namun seringkali ujian yang menimpa dihadapi dengan keluh kesah. Padahal, ujian adalah proses agar seseorang menjadi lebih baik dalam banyak hal.

Keluh kesah, sejatinya adalah watak asli (fitrah) manusia. Allah Ta’ala menginformasikan hal ini lewat QS. Al-Ma’arij ayat 19-20:

إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا، إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah”.

BACA JUGA: 8 Pintu Keberkahan di Dalam Rumah

Kendati keluh kesah adalah watak fitrah manusia, namun ini adalah watak yang buruk dan harus dihindari. Bagaimana caranya?

Hindarilah keluh kesah dengan tetap bersabar serta memperbanyak dzikrullah dan doa kepada Allah Ta’ala. Berkeluh kesahlah hanya kepada Allah Ta’ala, adukan semua keresahan, kegalauan, kegundahan hanya kepada-Nya.

Rasulullah ﷺ suatu ketika pernah mengajarkan keponakannya yang masih kecil agar hanya meminta dan memohon kepada Allah, “Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah. Jika meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah,” (HR. At-Tirmidzi. Beliau berkomentar, “Hadits ini hasan shahih”).

BACA JUGA: Keutamaan Puasa Senin-Kamis di Saat Pandemi

Kita pun dapat belajar dari kisah Nabiyullah Ya’qub ‘alaihissalam ketika menghadapi kesedihan saat kehilangan putranya, Yusuf. Untuk menutupi kesedihannya, Nabi Ya’qub berkeluh kesah dan mengadukannya kepada Allah.

قَالَ إِنَّمَا أَشْكُوْ بثّيْ وَ حُزْنِيْ إِلَى اللهِ

“Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku,” (QS. Yusuf: 86).

Ada sebuah doa yang diajarkan Baginda Rasulullah ﷺ agar kita dibebaskan dari keluh kesah. Bahkan tak hanya itu, doa ini luar biasa karena kita diajarkan untuk berlindung kepada Allah Ta’ala dari sifat lainnya, seperti malas, pengecut, dan kikir, hingga meminta perlindungan Allah dari terlilit utang dan kezhaliman orang lain.

BACA JUGA: Kebodohan dan Tiga Tandanya

Berikut doa tersebut:

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَـمِّ وَالْحَزَنِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْـِز وَاْلكَسَلِ .وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الْجُـبْنِ وَالْبُخْـلِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ غَلَبَتِ الدَّيْنِ وَقَـهْرِ الرِّجَالِ

Allohumma innii a’uudzubika minal hammi wal hazani wa a’uudzubika minal ’ajzi walkasali, wa a’uudzubika minal jubni wa bukhli, wa a’uudzubika min gholabatid-daini wa qohrirrijaal.

“Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada keluh kesah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu dari lemah kemauan dan malas, Aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan kikir, Aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan utang dan kezaliman manusia.” (HR Abu Dawud 4/353).

Wallahu a’lam bish shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here