Siswi Muslim Diusir dari Kolam Renang, Wali Kota Wilmington Mengaku Salah

1270
Siswi Muslim Tahsiyn A Ismaa’eel dikeluarkan dari kolam renang umum, di Delaware, AS. (Foto: Istimewa)

Wilmington, Muslim Obsession – Wali Kota Wilmington Delaware Amerika Serikat, Mike Purzycki mengaku salah telah membiarkan anak-anak Muslim Tahsiyn A Ismaa’eel dikeluarkan dari kolam renang umum beberapa hari lalu. Karena pakaian mereka yang dianggap tidak sesuai aturan.

Padahal Ismaa’eel mengatakan, tahun ini pertama kalinya muridnya diminta keluar dari kolam renang. Menurutnya, karena siswanya yang duduk di sekolah dasar itu mengenakan kemeja katun, celana pendek, serta hijab. Manajer kolam renang mengatakan, hal itu bertentangan dengan kebijakan kota.

Sebelumnya, dalam pernyataan yang dikirim melalui email, Wakil Kepala Staf Wali Kota untuk Kebijakan dan Komunikasi John Rago mengatakan larangan pakaian katun di kolam renang ialah terkait dengan keamanan.

“Ada peraturan yang dirancang untuk menjamin keselamatan mereka yang menggunakan kolam renang. Salah satu aturan mengharuskan semua perenang memakai pakaian renang yang tepat,” katanya, tanpa menjelaskan seperti apa pakaian yang tepat tersebut, kecuali melarang jeans.

“Di antara pertimbangan keamanan karena katun menjadi berat ketika basah dan menyulitkan perenang. Katun juga mengganggu sistem penyaringan kolam renang,” kata Rago dalam pernyataannya.

Namun, Wali Kota Purzycki segera mencabut pernyataannya dan meminta maaf kepada anak-anak. Dia mengatakan kantornya telah membuat kekacauan dari insiden tersebut.

“Kami harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Saya minta maaf kepada anak-anak yang diarahkan untuk meninggalkan kolam, karena pakaian keagamaan yang mereka kenakan,” kata Purzycki dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir Independent, Rabu (18/7/2018).

“Kami juga mengacu pada kebijakan kolam renang yang tidak jelas, yang kemudian membenarkan penilaian kami yang buruk, dan itu juga salah,” sambungnya.

Di samping itu, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengucapkan terima kasih kepada wali kota atas permintaan maafnya, dan memuji usahanya untuk bertemu dengan direktur kamp dan anak-anak secara pribadi.

“Kami juga menyambut komitmennya untuk memastikan bahwa tidak ada perenang di kotanya yang dilarang mengakses kolam renang umum karena keyakinan mereka,” kata juru bicara CAIR Zainab Chaudry dalam sebuah pernyataan.

Meskipun, CAIR mengaku tak terhitung seberapa sering Muslim Amerika didiskriminasi karena pakaian mereka. Dalam laporan terbarunya, CAIR menemukan peningkatan 17 persen dalam insiden motivasi bias terhadap Muslim Amerika dari 2016 hingga 2017, dan 15 persen peningkatan dalam jumlah kejahatan kebencian pada periode tersebut.

Beberapa penelitian juga menemukan bahwa wanita Muslim yang mengenakan hijab kerap menanggung beban dari pelecehan ini. 

Bahkan, Naveed Baqir, direktur eksekutif Delaware Council on Global and Muslim Affairs, mengatakan bahwa keluarganya menjauhi kolam renang umum sejak lama.

“Untuk anak-anak saya sendiri, saya lebih memilih membayar lebih mahal untuk kolam renang yang ramah Muslim, daripada harus menempatkan diri saya dalam situasi kecemasan,” katanya. (Vina)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here