Penyerangan Umat Katolik, KontraS: Bentuk Ancaman Serius

1422
Koordinator KontraS Yati Andriyani (Photo: Media Indonesia)

Jakarta, Muslim Obsession – Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Yati Andriyani menyebut penyerangan terhadap umat Katolik yang tengah beribadah di Gerjeja Santa Lidwina Bedog, Sleman, Yogyakarta, Ahad (11/2/2018), merupakan bentuk teror dan ancaman serius.

Menurutnya, serangan ini mengindikasikan hak atas rasa aman dalam menjalankan ibadah.

“Harus dihentikan dan diungkap dengan sistematis, termasuk motif dan aktor di balik peristiwa ini,” ujar Yati dalam keterangan tertulis yang diterima Muslim Obsession, Senin (12/2/2018).

KontraS mencatat ada 75 peristiwa kekerasan berdimensi agama dan keyakinan pada tahun lalu. Peristiwa terbanyak terjadi di Jawa Barat dengan 17 kasus, Jawa Tengah (13 kasus), Jawa Timur (7 kasus), dan Banten (7 kasus).

“Kasus tersebut muncul sebagai ekses Pilkada DKI Jakarta tahun lalu. Kami khawatir peristiwa serupa akan terus terjadi sepanjang tahun politik ini,” katanya.

Selain itu, KontraS mendesak agar pengungkapan kasus kekerasan terhadap kebebasan beragama sebaiknya mempertimbangkan dimensi politik menjelang Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.

Tujuannya agar tak ada pihak yang mengambil keuntungan dalam momentum politik ini dengan menggunakan isu SARA yang memancing perpecahan.

Seperti diketahui, penyerangan terhadap Gereja Santa Lidwina Bedog melukai lima orang, termasuk Pastor Karl-Edmund Prier SK yang tengah memimpin ibadah.

Sebelumnya, penyerangan kebebasan beragama juga terjadi. Di antaranya penganiayaan terhadap Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah KH Umar Basri dianiaya di Cicalengka, Bandung, Jawa Barat pada 28 Januari dan tewasnya Kepala Operasi Brigade Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) setelah dianiaya orang tak dikenal. (Iqbal)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here