Pemain Muslim Cetak Gol, Fans Minta Perancis Akhiri Islamophobia

9410
Pemain Timnas Perancis Paul Pogba (Foto: Daily Sabah)

Perancis, Muslim Obsession – Harus diakui, kemenangan Piala Dunia 2018 yang diraih Perancis untuk kedua kalinya, tidak lepas dari peran dan partisipasi para pemain Muslim maupun imigran.

Terbukti, dari empat gol yang dicetak Perancis melawan Kroasia, Ahad (15/7/2018), dua gol dicetak oleh pemain Muslim, yakni Paul Pogba dan imigran Afrika, Kylian Mbappe.

Orangtua Paul Pogba ialah imigran dari Guinea. Sedangkan ibu Kylian Mbappe yang menyabet gelar pemain muda terbaik Piala Dunia 2018, berasal dari Aljazair, sementara ayah Mbappe dari Kamerun.

Kylian Mbappe
Kylian Mbappe

Tercatat, hanya sepertiga dari tim juara Piala Dunia memiliki nenek moyang kulit putih-Eropa, dan kurang dari seperempat yang memiliki keturunan Prancis.

Oleh sebab itu, para fans menyerukan pemerintah Perancis agar tidak mengkerdilkan peran Muslim. Serta menghentikan Islamophobia dan Xenophobia. Menurut mereka, Perancis perlu menerapkan kemenangan bagi para Muslim, tidak hanya di lapangan tapi juga di luar lapangan.

Karena, seringkali Perancis menjadi sorotan tentang kebijakan sosialnya yang berbau Xenophobia dan Islamophobia. Padahal, di sisi lain Prancis tampaknya tidak keberatan ketika menimbun 78,3 persen timnya dengan para imigran. Di mana sepertiga di antaranya adalah Muslim.

Karenanya, pasca pertandingan usai, para penggemar dengan cepat membanjiri laman Twitter.

“Prancis yang terhormat, Selamat telah memenangkan #WorldCup. 80% dari tim Anda adalah orang Afrika, menentang rasisme dan xenofobia. 50% dari tim Anda adalah Muslim, menentang Islamophobia. Orang Afrika dan Muslim mengirimi Anda Piala Dunia kedua, sekarang berilah mereka keadilan #worldcupfinal,” tulis Mian Faisal Naseer (@lion_faisal), Senin (16/7/2018).

Seruan juga datang dari CJ Werleman, dalam akun pribadinya @cjwerleman men-tweet, “78% dari tim sepakbola Perancis adalah imigran, dan 50% adalah Muslim. Imigran Muslim membangun kembali Prancis setelah Perang Dunia Kedua, dan mereka telah membantu menjadikan Prancis tim #1 di dunia. Keragaman adalah kekuatan. Rasisme adalah kelemahan.”

Para pengguna Twitter lainnya, bahkan menyebut kebijakan Perancis sebagai kemunafikan terhadap para imigran dan Muslim. Beberapa dari mereka menyerukan Perancis untuk mengakui kemenangan ini sebagai motivasi bagi negara, untuk mengadopsi kebijakan yang menegakkan hak dan martabat imigran serta Muslim. (Vina)

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here