Para Penghafal Al-Quran (3): Kami yang Merindukan Mahkota Surga

15748
Penghafal Al-Quran
Ilustrasi: Para santri tengah belajar di sebuah pondok pesantren di Ujung Kulon, Banten. (foto: Anto/Muslim Obsession)

Muslim Obsession – Salah satu janji Allah bagi para penghafal Al-Quran adalah diberikannya mahkota bagi kedua orangtua mereka. Tergiur dengan janji tersebut, para orangtua pun bersemangat untuk menyekolahkan anak-anaknya ke Lembaga tahfidzul quran.

Tim Muslim Obsession melakukan testimoni kepada beberapa orangtua yang menyekolahkan anaknya di sekolah tahfidz. Tentang motivasi dan dampak yang mereka rasakan setelah anaknya mulai mengenal Al-Quran.

Di antaranya adalah Nurjanah (39). Ia mengaku setelah kedua anaknya mulai menghafal Al-Quran, lisan mereka lebih terjaga dari kata-kata keji.

Ahmad Haidar
Ahmad Haidar

“Alhamdulillah, anak-anak tidak pernah berkata-kata kasar,” tutur Nurjanah.

Saat ini, kedua anaknya belajar di Sekolah Dasar Tahfidz Quran (SDTQ) Al-Bukhari di Jl. Kalimurni Barat, Tanah Sereal, Kota Bogor. Nurjanah memiliki motivasi agar anak-anaknya terbiasa dekat dan cinta dengan Al-Quran. Oleh karenanya, sejak kecil Nurjanah sudah membiasakan mereka untuk menghafal.

“Karena kalau sudah dekat dengan Al-Quran, ibadah lain juga insya Allah otomatis akan mengikuti,” paparnya.

Ahmad Haidar, anak pertamanya yang berusia 12 tahun sudah menghafal hampir dua juz, yakni juz 29 dan 30. Siswa kelas 6 tersebut juga pernah meraih prestasi dalam kejuaran lego.

“Alhamdulillah, dia juara 4 dalam kejuaran lego. Padahal dia tidak ikut komunitas robotik, kecuali hanya karena hobi,” ujar ibu dari empat anak tersebut.

Yazid
Yazid

Adiknya, Yazid Al Faiz meskipun selisih usianya 5 tahun, sudah menghafal satu setengah juz. Sekarang Yazid duduk di bangku kelas 2. Biasanya, Nurjanah tidak terlalu menyisihkan banyak porsi untuk mengulang hafalan (murajaah) di rumah.

“Kalau anak-anak lagi asik main, biasanya saya putar murattal Al-Quran. Jadi walaupun sambil main, mereka masih bisa murajaah sambil mendengarkan. Kadang mereka refleks mengikuti murattal,” tuturnya.

Manfaat menghafal Al-Quran juga dirasakan oleh Davina Reizka Dara. Sejak bersahabat dengan Al-Quran, Davina mulai menutup auratnya. Meski usianya baru 12 tahun, ia sudah menghafal sebanyak dua setengah juz. Davina sudah mulai menghafal Al-Quran, sejak masuk ke Ma’had Irsyadul Athfal di Gunung Putri Bogor.

Ibunya yang bernama Aryanah, mengaku motivasinya menyekolahkan anaknya di sekolah Tahfidz ialah agar Davina kelak menjadi anak yang shalihah.

“Selain itu, kami orangtua berharap ia bisa lebih baik akhlaknya setelah menghafal Al-Quran. Apalagi setelah mengenal Al-Quran ia mulai menutup auratnya,” paparnya.

Davina
Davina

Ibu dari 3 orang anak ini juga menilai Davina lebih banyak mendapatkan ilmu selama sekolah tahfidz. Salah satunya, ialah Davina pernah meraih prestasi juara 1 lomba murattal tingkat Kecamatan Gunung Putri.

Tidak hanya Ahmad Haidar, Yazid dan Davina, mereka anak-anak yang semangat menghafal Al-Quran. Tapi, ada si kecil Queensa yang sudah hafal 14 surat pendek dalam Al-Quran.

Meski usianya masih 4 tahun, Queensa Shafana Eisha sekarang sudah hafal surat-surat pendek dalam Al-Quran. Ia sudah memulai menghafal sejak usia 2 tahun.

“Queensa sudah ikut Pendidikan Anak Usia Dini saat usianya masih 2 tahun. Dari sana, ia mulai mengenal Al-Quran. Menghafal beberapa surat pendek dan doa sehari-hari. Seperti doa sesudah dan sebelum makan, doa sebelum dan sesudah tidur,” papar sang ibu, Selvy Julian Fernandes.

Queensa
Queensa

Selvy berharap, Queensa kelak tumbuh menjadi wanita shalihah dan hafidzah Al-Quran. Oleh karena itu, ia mulai serius mendidik anaknya menghafal dengan menyekolahkannya di sekolah tahfidz.

Tidak hanya itu, Selvy selalu mengetes hafalan Queensa setiap hari, meski satu surat agar tidak lupa. Namun, karena Queensa masih anak-anak, Selvy membantunya menghafal dengan cara yang menyenangkan.

“Saya buat seakan-akan Queensa sedang lomba menghafal Al-Quran di depan umum dan saya jadi penontonnya,” tutur ibu dari dua anak tersebut.

Setelah menghafal Al-Quran, Selvy merasakan dampak positif dari diri anaknya. Ia jadi lebih disiplin waktu dan merasa lebih percaya diri. Apalagi, ia pernah menjadi peserta perlombaan hafalan Al-Quran.

Kendala yang Selvy rasakan selama membantu anaknya menghafal adalah daya konsentrasi anak-anak yang dinilai hanya sebentar. Jadi, ia pun tidak akan memaksanya dengan menghafal banyak surat dalam satu waktu.

Queensa mulai serius menghafal sejak usia 4 tahun. Dari sana ia mulai masuk sekolah Tahfidz Ruhama di kawasan Dramaga Bogor. Dimulai dari hari Senin sampai Jumat, pukul 14.30 sampai pukul 15.30 WIB.

“Saat ini, Queensa sudah hafal Surat Al-Fatihah dan beberapa surat pendek dari An-Naas sampai Surat At-Takatsur. Saya sangat berharap sebelum lulus Sekolah Menengah Atas, ia bisa menjadi hafidzah Al-Quran,” pungkasnya. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here