Kemendag Rancang Toko Ritel Ummart di Pesantren

1180
Menteri-Perdagangan
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (Foto: infonawacita)

Jakarta, Muslim Obsession – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan pertemuan dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di kantor Kemendag di Jakarta, Senin (9/4/2018).

Pertemuan di gelar dalam rangka kerja sama untuk merancang toko ritel Ummart yang nantinya akan didirikan di lingkungan pondok pesantren. Ketiga institusi itu juga akan memfasilitasi bantuan pinjaman untuk kredit modal usaha para santri dalam membuka Ummart di pondok pesantren mereka.

“Skema pinjaman ini akan lebih efektif untuk menolong para debitur yang baru merintis Ummart, dimana skala modalnya diperkirakan belum besar, namun tetap membutuhkan bantuan pinjaman dari perbankan,” ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam rilis yang diterima Muslim Obsession, Selasa (10/4/2018).

Menurut Enggar, pinjaman kredit tersebut nantinya akan digunakan Ummart untuk membeli pasokan barang yang akan dijual di toko ritel pondok pesantren tersebut, dimana pasokan barang didapat dari para perusahaan ritel modern berskala besar.

Ia berharap, toko ritel berlandaskan religi tersebut bisa mendapatkan pinjaman modal kerja berskema jangka pendek melalui pinjaman rekening koran (PRK). Dengan skema PRK, bank hanya memberikan margin kepada debitur sesuai dengan jumlah pinjaman yang diberikan, meski pinjaman tersebut tak mencapai jumlah plafon pinjaman yang diberikan.

Misalnya, bila bank memberikan plafon mencapai Rp100 juta kepada debitur, namun debitur hanya meminjam sebesar Rp50 juta, maka bunga yang dikenakan hanya sebesar pinjaman yang dicairkan kepada debitur.

“Kerja sama untuk melakukan kegiatan ekonomi di pesantren dalam bentuk perdagangan ritel dengan sistem yang modern. Ide ini didasari pada potensi memajukan ekonomi di sektor ritel melalui keberadaan pondok pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia,” tutur Enggar.

Melalui program ini, lanjutnya, toko Ummart akan memiliki standar yang sama dengan toko ritel lainnya di wilayah, bahkan diklaim memiliki keunggulan tersendiri. “Dengan pola ini, timbul yang disebut sebagai persaingan sehat. Bahkan lebih sehat lagi, karena ada batasan jam operasional, sedangkan yang di pesantren 24 jam,” tegasnya.

Enggar menambahkan, program ini merupakan peluang agar para santri bisa mendapatkan pendidikan wirausaha gratis, sehingga bisa bermunculan para wirausaha muda dari lingkungan pesantren. “Santri bisa menjadi pengusaha. Saat ini, populasi pesantren di Indonesia ada 30 ribu dengan jumlah santri sekitar 5 juta. Di Jawa Timur sendiri, ada 11.800 pesantren. Jadi, kami ingin menumbuhkan semangat (wirausaha) ini,” jelas Enggar.

Sementara itu, Ketua Umum Aprindo Roy Mandey menjelaskan bahwa kerja sama antara dua lembaga tersebut untuk membangun toko ritel yang baru maupun mengembangkan toko yang sudah ada (re-branding) di lingkungan pesantren. Toko ritel besar bermitra dengan toko ritel Ummart di lingkungan pesantren dan menjadi mitra dalam memenuhi pasokan barang yang akan diperjualbelikan oleh Ummart.

“Jadi, sistem yang akan kami support adalah sistem yang sudah baku di ritel. Misalnya, bagaimana barang dikirim, dipesan, di-return (dikembalikan), dan diperjualbelikan. Itu nafas yang sudah ada di perdagangan ritel modern,” ujarnya.

Para pengusaha ritel juga akan memberikan bekal edukasi dan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) pada santri agar mampu mengelola toko sehingga standar pelayanan toko ritel di pesantren sama seperti toko ritel besar.

Roy juga memaparkan, untuk proyek uji coba (pilot project), akan dibentuk dan diresmikan 10 Ummart yang berlokasi di Jawa Timur dan direncanakan akan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Mei 2018. Para toko ritel besar yang akan bekerja sama dengan Ummart antara lain Alfamart, Indomaret, Indogrosir, Transmart, Hypermart, Superindo, dan lainnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here