JK Dorong Lembaga Dakwah NU Lahirkan Dai

682
Jusuf Kalla
Jusuf Kalla (Foto: beritahati.com)

Jakarta, Muslim Obsession – Wakil Presiden Jusuf Kalla Mendorong Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (NU) melahirkan dai yang dapat diklarifikasi masyarakat terkait tindakan radikalisme dan terorisme. JK beralasan, saat ini spirit masyarakat menunjukan sisi positif sehingga penting memiliki para dai yang memiliki wawasan luas.

Demikian dikemukakan Ketua Lembaga Dakwah PBNU Maman Imanulhaq setelah bertemu dengan JK, Jakarta, Selasa (17/7/2018).

Maman mengatakan, masih ada sebagian kecil yang justru memanfaatkannya untuk menyebarka hate speech, isu tentang toleransi, radikalisme, bahkan terorisme.

“Karena itu, JK memandang perlu bagi Lembaga Dakwah PBNU mengeluarkan database  dan mengidentifikasi para dai yang dapat diklarifikasi terkait hate speech, isu toleransi, radikalisme, hingga terorisme,” tutur Maman.

Dia menilai setiap dai harus memiliki pemahaman keislaman sebagai spirit untuk transformasi dan perdamaian. Dai juga harus memahami keindonesiaan, dan kemanusiaan.

“Beliau (JK) pun memberi kami advice agar menguasai media sosial karena peperangan kita ada di battle of online media sosial. Sehingga para kiai, para ustadz, di Lembaga Dakwah PBNU yang memang mengakar sampai tingkat kampung, desa, tidak sekadar memahami materi keislaman, tetapi juga bagaimana itu bisa diakses oleh masyarakat secara luas, terutama anak-anak muda,” tuturnya.

Selain itu, jelang Pemilu dan Pileg 2019, Lembaga Dakwah PBNU terus berupaya memberikan pemahaman kepada pemimpin-pemimpin keagamaan agar memiliki perspektif kebangsaan yang kuat. Selain itu, Lembaga Dakwah PBNU juga akan akan masuk ke partai politik untuk memberikan pemahaman.

“Kedua, anak-anak muda itu kan punya semangat untuk mengajari agama, tetapi kadang-kadang salah guru, bertanya kepada yang salah, akhirnya menjadi salah. Yang ketiga adalah kandidat partai politik, makanya Lembaga Dakwah PBNU pun akan masuk partai apa pun,” katanya.

JK juga setuju dengan Lembaga Dakwah PBNU agar memiliki gedung dakwah, tempat orang, pertama, mendapat informasi yang benar tentang Islam Indonesia, Islam nusantara, Islam moderat, dan Islam toleran.

“Tempat itu merupakan tempat sebagai kaderisasi di mana kita akan memberikan materi kepada para dai. Itu tidak sekadar masalah keislaman keagamaan, tapi bagaimana pemerintah, dakwah, ekonomi, syariah, pariwisata juga penguatan anak-anak muda,” tandasnya. (Bal)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here