Erdogan: Turki Tidak Akan Menyerah Perjuangkan Yerusalem

1153
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Photo: Anadolu Agency)

Ankara, Muslim Obsession – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (21/5/2018) waktu setempat, menyatakan tekad Turki untuk tidak menyerah pada Yerusalem.

“Kami bertekad untuk tidak menyerah memperjuangkan hak-hak kami di Yerusalem. Kami tidak akan pernah meninggalkan kiblat pertama kami kepada belas kasihan negara yang memakan darah, air mata dan perjuangan selama beberapa dekade,” kata Erdogan, saat buka puasa bersama dengan para duta besar di ibu kota Ankara.

“Kami akan melanjutkan perjuangan kami sampai Yerusalem menjadi rumah kedamaian, ketenangan dan martabat untuk ketiga agama monoteistik,” imbuhnya, seperti dilansir Anadolu, Selasa (22/5/2018).

Menanggapi langkah AS untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, presiden mengatakan bahwa tangan AS dilumuri dengan darah anak-anak Palestina.

Desember lalu, Presiden AS Donald Trump memicu kecaman internasional. Ketika secara sepihak dirinya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan bersumpah untuk merelokasi kedutaan besar Washington ke kota tersebut.

Akhirnya, kedutaan resmi direlokasi pada Senin (14/5/2018), mendorong ribuan warga Palestina melakukan demonstrasi di dekat pagar keamanan yang memisahkan Gaza dari Israel.

Setidaknya 65 orang Palestina gugur oleh tembakan Israel selama protes di Gaza timur, dengan ribuan lainnya terluka.

“Pemerintah Amerika tidak lagi memiliki hak untuk berbicara tentang hak asasi manusia, demokrasi dan perdamaian lagi,” tambahnya.

Mengacu pada ketegangan regional saat ini, Erdogan menunjukkan diplomasi sebagai cara memecahkan krisis telah mengikis.

Sementara itu, tentang energi nuklir, Turki berpendapat bahwa energi nuklir harus digunakan untuk tujuan damai.

“Ancaman utama terhadap negara dan wilayah kami adalah senjata nuklir,” katanya.

Dia menyerukan untuk membersihkan senjata nuklir di seluruh dunia. “Mereka yang memiliki setidaknya 15.000 hulu ledak nuklir sudah menjadi ancaman dunia,” tambahnya.

Pada waktu yang sama, Perdana Menteri Binali Yildirim bersumpah akan melanjutkan dukungan Turki kepada orang-orang yang membutuhkan di seluruh dunia.

“Sudah waktunya untuk bertindak bersama melawan masalah global seperti terorisme, kebencian, ketidakadilan, migrasi, diskriminasi dan kelaparan. Turki telah mengadvokasi semua ini untuk waktu yang lama,” katanya.

Mengenai serangan Israel di Gaza, Yildirim mengatakan pembantaian terhadap orang-orang yang tidak berdaya dan tidak bersenjata adalah kekerasan yang kejam dan brutal.

“Keputusan pemerintah Amerika untuk memindahkan kedutaan ke Yerusalem adalah kesalahan besar dan itu memiliki andil besar dalam peningkatan ketegangan dari peristiwa-peristiwa ini di Gaza,” tambahnya.

Mengatasi duta besar negara yang berbeda, Yildirim mengatakan sudah waktunya untuk mengambil sikap atas situasi saat ini di wilayah tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, kepresidenan mengatakan para duta besar dari semua negara, kecuali Israel, diundang untuk buka puasa di markas Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa.

Duta Besar Israel di Ankara Eitan Naeh meninggalkan Turki pada Rabu lalu, atas permintaan mereka, setelah kekerasan dan pembunuhan tanpa pandang bulu oleh tentara Israel di sepanjang pagar Gaza-Israel. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here