Inggris, Muslim Obsession – Cucu Ratu Elizabeth, Pangeran William dijadwalkan akan mengunjungi Yerusalem dan Ramallah pada bulan depan. Ini adalah kali pertamanya anggota senior pertama keluarga kerajaan Inggris tersebut mengunjungi wilayah Palestina dan Israel.
“Pangeran akan memulai perjalanannya ke Timur Tengah di Yordania pada 24 Juni sebelum melakukan perjalanan ke Tel Aviv di hari berikutnya,” kata Istana Kensington dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir The News, Sabtu (26/5/2018).
Ia akan menghabiskan tiga hari berikutnya di Yerusalem, Tel Aviv dan Ramallah di Tepi Barat. Meskipun pihak istana tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang ke mana dia akan pergi atau siapa yang akan dia temui.
Rupanya, kabar kunjungan perjalanan yang akan dilakukan Pangeran William atas nama pemerintah Inggris, disambut secara luas oleh pejabat Israel maupun Palestina.
Meskipun Inggris menganggap Israel sebagai sekutu dekat dan penting, tetapi kunjungan itu datang pada saat kedua negara secara publik tidak setuju atas sejumlah masalah besar.
Seperti kebanyakan sekutu Baratnya, pemerintah Inggris mengkritik keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem dari Tel Aviv awal bulan ini.
Bahkan, saat puluhan demonstran Gaza tewas, Perdana Menteri Theresa May menyerukan untuk menahan Israel.
Pemerintah juga berselisih atas keputusan Trump untuk mundur dari kesepakatan nuklir Iran 2015, sebuah langkah yang dipuji oleh Israel sementara Inggris berjanji untuk mempertahankan perjanjian tersebut.
Terlepas dari perbedaan mereka, London telah mengadopsi pendekatan yang lebih positif terhadap Israel sejak Mei. Maka, perjalanan William akan menjadi kunjungan kenegaraan resmi pertama oleh seorang bangsawan senior Inggris ke Israel, yang pada April menandai ulang tahun kemerdekaan ke-70 dari pemerintahan Wajib Inggris.
Sedangkan sepupu Ratu Elizabeth, Duke of Kent dan Duke of Gloucester pernah melakukan kunjungan tidak resmi ke Israel pada tahun 1998 dan 2007. Sementara ayah William, Pangeran Charles menghadiri pemakaman mantan Presiden Israel Shimon Peres pada tahun 2016. (Vina)
