Angka Gizi Buruk Balita di Indonesia Masih Cukup Tinggi

1217
* Ilustrasi anak yang berkondisi gizi buruk di Asmat, Papua.

Jakarta, Muslim Obsession – Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko mengatakan, angka gizi buruk bagi balita di Indonesia masih cukup tinggi. Pemerintah telah menetapkan 100 kabupaten untuk mendapatkan penanganan prioritas penanganan stunting.

Berdasarkan data WHO tercatat 7,8 juta dari 23 juta balita menderita stunting. Menurut Moeldoko, isu stunting masih menjadi perhatian internasional. Oleh karena itu, pemerintah berharap pengentasan stunting harus dilakukan secara serius. Dalam waktu dekat, kata Moeldoko, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mendeklarasikan program nasional anti stunting.

“Presiden akan mendeklarasikan menjadi program nasional. Nantinya para menteri akan turun ke posyandu-posyandu untuk ikut menggerakkan. Dalam bulan ini harus sudah mulai,” ujar Moeldoko di Jakarta, Rabu, (11/4/2018).

Moeldoko menjelaskan, dari data yang ia peroleh, kasus-kasus stunting tidak hanya terjadi di wilayah-wilayah pelosok. Bahkan, kota-kota besar di Pulau Jawa angka stunting masih tergolong tinggi.

Sementara itu Dewan pembina Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) Fasli Jalal mengatakan, untuk mengurangi terjadinya risiko stunting, pengawasan dapat dilakukan pada 1.000 hari pertama. Yakni sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.

Karena itu asupan gizi pada saat ibu mengandung dan kebersihan menjadi hal utama. “Jika ada risiko awal, misalnya umurnya muda atau kehamilan berat badannya tidak naik ideal, harus ada intervensi yang harus segera dilakukan,” kata Fasli.

Namun, jika terlahir stunting, masih ada kemungkinan selama kurun waktu dua tahun untuk melakukan intervensi kepada sang anak agar dapat kembali ke garis normal. Caranya dengan menjaga asupan perbaikan gizi, serta dan melakukan stimulasi agar sel-sel otak tetap terpelihara.

“Masih ada peluang untuk diperbaiki, tetapi kalau dibiarkan ya mereka akan tertinggal. Jadi dua tahun itu sangat penting sekali,” ucap Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu.

Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf menambahkan, kasus stunting yang terjadi di Indonesia adalah masalah yang harus diselesaikan bersama sehingga semua pihak harus ikut serta dalam menangani kasus ini.

Meski begitu, Dede mengakui penanganan kasus stunting cukup baik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu terbukti angka stunting mengalami kemajuan yang signifikan. “Angka stunting dari 32 persen turun menjadi 27 persen, mudah-mudahan bisa turun lagi,” kata dia. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here